Mahasiswa Kimia UNTAN Ukir Prestasi Tingkat Nasional

Nama Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak-Kalimantan Barat kembali harum di pentas nasional. Kali ini, dua mahasiswa Jurusan Kimia-Fakultas MIPA sebagai wakil Untan berhasil meraih juara dalam Lomba Karya Tulis (LKT) Beasiswa Plus PT. Djarum, Tingkat Nasional tahun 2010. Tidak tanggung-tanggung, Untan menggondol dua juara sekaligus, yaitu juara I dan III.

lagibeswanDua mahasiswa FMIPA Untan tersebut yakni Risya Sasri sebagai juara I dengan karya tulis bertajuk “Pemanfaatan Nanopigmen Kaolinit-Bixin sebagai Fotosensitizer pada Sel surya TiO2 dan Potensi Pengembangannya di Kalimantan Barat” dan Ferdinand Hidayat lewat karyanya “Material Komposit Bagas-Polianilina sebagai Elektroda pada Baterai Berbasis Selulosa” sebagai juara III. Sementara peringkat kedua diraih oleh Reggi Surya dari IPB dengan judul karya “Potensi Tempe Kalengan sebagai Media Promosi Pangan Khas Indonesia ke Mancanegara”. Risya dan Ferdinand berhasil menyisihkan 10 finalis lain dari berbagai universitas terkenal di Indonesia, antara lain IPB, ITS, Unibraw, Unair, Undip dan Unpad.

Mengambil tema Masa Depan Ke-Indonesia-an, LKT Beswan Djarum Plus yang memasuki tahun kelima penyelenggaraannya ini diikuti oleh 184 dari 450 peraih Beswan Djarum Plus. Dewan juri dari lomba ini berasal dari perwakilan intelektual, praktisi, akademisi dan media ternama dengan kredibilitas serta keahlian di bidang masing-masing. Mereka yaitu: Prof. Dr.  Soefjan Tsauri, MSc (Ketua Majelis Profesor Riset Indonesia),  Anies R. Baswedan PhD (Rektor Universitas Paramadina), dan Suryopratomo (News Director Metro TV). Seleksi babak final yang berlangsung selama dua hari, Kamis dan Jumat (14-15/10/2010), ini hanya menghasilkan tiga pemenang utama. Di tahap final, dewan juri tidak hanya melihat isi tulisan para peserta, mereka juga mempertimbangkan sisi presentasi meliputi penampilan atau daya tarik presentasi dan kemampuan mempertahankan pendapat.

“Gampang kalau mau mencari yang terbaik, karena memang keduabelas karya ini semuanya merupakan karya terbaik. Yang sulit itu justru mencari yang bukan terbaik,” ujar Soefyan, sebelum diumumkannya nama-nama para pemenang. Dia mengatakan, dari keduabelas karya para finalis tersebut, penilaian dewan juri yang paling utama tidak semata pada content. Orisinalitas dan cara membawakan presentasi itulah yang kemudian menurutnya paling penting di mata para juri. “Hanya dua itulah yang membedakan mereka,” katanya. Anies Baswedan juga menyatakan salut. “Nuansa kualitasnya lebih baik. Peserta bersemangat untuk mencari tema-tema berbeda dan unik yang dibutuhkan Indonesia,” ujarnya. Suryopratomo menambahkan, tema yang diangkat para finalis rata-rata berangkat dari masalah  riil yang dihadapi oleh bangsa.

Dominasi Kalbar dalam lomba membuat para hadirin terpana. Saat ditanya mengenai tanggapannya, Risya dan Ferdinand menyatakan sangat bersyukur. Mereka awalnya tidak menyangka dapat memenangkan lomba ini. Apalagi mengingat para peserta lain yang rata-rata hebat. “Kami bersyukur, jauh-jauh dari Kota Pontianak bisa tampil di sini,” kata Ferdinand. Sementara Risya menyebutkan, saat pertama kali datang, mereka dikira berasal dari Jayapura. Itu kemungkinan karena nama Tanjungpura yang terdengar identik dengan Jayapura. “Kami jadi merasa sangat jauh. Tetapi itu kami jadikan motivasi untuk bangkit, dengan segala keterbatasan, kami terus maju. Alhamdulillah, mungkin kali ini kesempatan kami yang menang,” ujarnya disaksikan dewan juri, petinggi PT. Djarum dan sejumlah jurnalis. Atas kemenangannya, Risya memperoleh hadiah uang tunai senilai Rp20 juta. Sedangkan Ferdinand mendapatkan beasiswa senilai Rp10 juta berikut piagam penghargaan dari PT. Djarum.

elanjutnya, Prof. Dr. Thamrin Usman, DEA selaku Dekan FMIPA Untan mengatakan “Suatu kebanggaan yang luar biasa karena mahasiswa FMIPA bisa bersaing dengan universitas yang sudah memiliki nama di Indonesia. Ini sebuah bukti bahwa kita berusaha menciptakan SDM yang kompetitif dalam bidang karya tulis dengan ide yang cemerlang dari mahasiswa, bukan hanya di tingkat daerah namun juga dari tingkat nasional”. Kemenangan yang diraih mahasiswanya tidak terlepas adanya pembinaan dan peran serta para dosen pembimbing yang telah mengajar dan mengarahkan mahasiswa hingga bisa meraih apa yang didapat saat ini. Untuk mahasiswa yang berprestasi ini, dari fakultas sendiri akan memberikan reward dengan memberikan keringanan dana riset untuk keperluan penyusunan skripsi. Selain itu, pihak Universitas juga memberikan reward berupa dana pembinaan dan bebas SPP masing-masing selama 3 dan 1 semester kepada Risya dan Ferdinand.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *