Ilmu Kimia untuk Sistem Pengelolaan Sampah yang Efektif

Civitas Akademika Jurusan Kimia FMIPA Untan terus memperluas pengetahuannya melalui berbagai kuliah umum diantaranya yaitu terkait sistem pengolahan sampah. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang H1.4 FMIPA Untan yang dihadiri oleh 86 orang dengan mengusung tema “Peran Ilmu Kimia dalam Mewujudkan Lingkungan Bersih dan Sehat: Sistem Pengelolaan Sampah”.

Surya Nengsih, S.Si., M.Sc selaku pemateri yang juga Alumni Kimia FMIPA Untan Angkatan 2002 menjelaskan dalam sistem pengolahan sampah sangat penting adanya kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi. Beliau mengatakan masing-masing pihak memiliki peran yang berbeda-beda. Sebagai contoh, para akademisi khususnya mahasiswa kimia, mereka dituntut harus mampu menerapkan ilmu kimia dalam mengelola sampah. Adanya temuan ataupun inovasi dalam pengelolaan sampah sangat memberikan dampak besar untuk bisa mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, misalnya prevention (pencegahan), reuse, recycling (daur ulang), other recovery (including energy), landfill, dan control disposal.

Kak Surya juga menjelaskan, sampai saat ini penanganan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) menggunakan open dumping dan sanitary landfill & controlled landfill. Penanganan sampah melalui Open dumping dilakukan dengan mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) kemudian diletakkan di TPA tanpa pengolahan lebih lanjut. Sementara itu, penanganan melalui sanitary landfill dan controlled landfill dilakukan dengan mengangkut sampah dari TPS masuk ke TPA yang kemudian dilakukan pengolahan lebih lanjut terhadap sampah tersebut. Pengolahan melalui landfill ini dilakukan dengan mengubur sampah ke dalam galian tanah yang dindingnya telah dilapisi membran (geomembran).

Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab, dimana seluruh peserta terlihat sangat antusias ingin mengetahui terkait sampah dan sistem penanganannya. Ini terlihat dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan. Salah satunya yaitu terkait bagaimana pengolahan limbah cair dari rumah tangga dan limbah B3 ?. “Limbah cair rumah tangga bisa ditanggulangi dengan cara menggunakan produk yang ramah terhadap lingkungan, sementara itu penanganan limbah B3 dapat dilakukan dengan mengubah limbah B3 tersebut menjadi bahan baku pembuat aspal ataupun batako yang dapat dikaji dari beberapa literatur,” ungkap lulusan S2 Flinders University, Australia tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *